Liputan6.com, Jakarta Mengundang kesadaran masyarakat luas terhadap bahaya penyakit HIV/AIDS merupakan agenda yang terus dilakukan hingga detik ini oleh pihak-pihak terkait. Akan tetapi, kesadaran akan bahaya penyakit tersebut sayangnya tidak secara langsung membuat pergaulan seks bebas dan penggunaan narkoba lewat injeksi, menurun jumlah pelaku dan kasusnya.
Mengenalkan bahayanya terlibat dalam dua hal tersebut pasalnya tidak membuat masyarakat lebih waspada terhadap risiko HIV/AIDS. Namun, menceritakan kisah hidup salah seorang pengidapnya yang cukup memilukan mungkin akan menumbuhkan kewaspadaan lebih tinggi di kalangan masyarakat.
“Kisah saya bisa menjadi gambaran jelas tentang bagaimana mengerikannya virus ini, nggak memandang siapa pun, bahkan yang tidak terlihat beresiko,” ucap Irwanto, seorang ODHA berusia 42 tahun asal Tangerang kepada HEALTH-Liputan6.com, ditulis Jumat (2/12/2016).
Ia berpendapat, semakin mengerikan kisahnya terkait dampak penyakit ini, semakin baik lantaran bisa menjadi informasi sekaligus ‘tamparan’ yang kuat bagi masyarakat agar mereka tersadar dan tidak menyepelekan kondisi yang bisa jadi pertanda HIV/AIDS.
Irwanto menerangkan, salah satu dampak negatif yang ia harus rasakan dan lalui akibat penyakit tersebut adalah berpisah dengan istrinya yang sangat ia cintai.
“Saya mengalami perubahan berskala besar saat mengetahui positif HIV, bercerai dengan istri saya, tidak bekerja, badan saya kian menjadi kurus, hidup saya hancur,” ungkapnya.
Irwanto menceritakan, ia menikah pada bulan April tahun 2010 lalu. Namun ia mengaku awalnya tidak terbuka pada istrinya soal dirinya menyalahgunakan narkoba berupa Napza suntik di masa lalunya.
“Saat itu istri saya nggak tahu kalau aku mantan user”, tuturnya.