Friday, December 23, 2016

Astaga, Ternyata Penyebab Tingginya Tingkat Kemiskinan di Indonesia adalah Karena Kredit Motor!



Bagi masyarakat umum, kredit bisa menjadi sesuatu yang menggiurkan, apalagi kalau barang yang dikreditkan tersebut adalah kendaraan pribadi (motor). Namun dibalik kemudahan kredit apakah kalian sadar kalau hal seperti ini adalah penyebab orang Indonesia sulit keluar dari kemiskinan?

Dilansir dari Financial Inclusion Insights terdapat hal yang cukup mencengangkan yakni, masyarakat miskin cenderung memiliki jumlah sepeda motor lebih banyak dibandingkan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, What's kok bisa?!

Jelas bisa dong, yuk baca ulasannya berikut ini...

1. Mayoritas masyarakat tidak paham finansial...

Mayoritas masyarakat menengah ke bawah memiliki keterbatasan pengetahuan finansial, seringkali menjadi sasaran empuk para sales sepeda motor, jadinya mereka kerap kali terjebak oleh marketing yang selalu mengiming-imingi DP rendah, padahal skema semacam ini justru membuat masyarakat terperangkap hutang dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Kita asumsikan, DP sebesar Rp. 500 ribu, dalam kurun waktu 3 - 4 tahun mereka harus melunasi sepeda motor Rp. 5 - 6 juta lebih mahal daripada beli secara tunai. Harga yang sangat tidak ekonomis dengan jumlah bunga yang mencapai 25 persen.

So, jangan heran kalau kalian sering menemui keluarga menengah ke bawah yang memiliki lebih dari dua kendaraan bermotor yang semuanya didapat dengan cara kredit.

2. Selain minimnya pengetahuan soal finansial juga karena gengsi...

Persoalan kekayaan dan kesejahteraan seseorang ternyata bukan semata-mata soal perhitungan cashflow (untung rugi) tapi lebih ke arah pengendalian ego setiap individu.

Dari hasil data yang berhasil dihimpun, rata-rata masyarakat melakuan kredit motor hanyalah karena harga diri dan penampilan, meskipun harus mengorbankan investasi masa depan, bagi sebagian masyarakat harga diri atau gengsi itu lebih penting.

Bukan rahasia umum lagi...

Fenomena seperti ini sangat umum terjadi di Indonesia, dimana orangtua lebih rela mengurangi nutrisi anak-anaknya demi untuk melunasi kredit motor hanya karena alasan harga diri atau gengsi.
Ingat, teori ekonomi bukan soal hitungan belaka, sehat tidaknya keuangan setiap individu itu bergantung terhadap perilaku finansial masing-masing, hemat kata, gaji besar dan kecil itu sama saja hasilnya kalau kita nggak bisa bijak dalam mengendalikan keuangan kita. Bagaimana menurutmu?

sumber : keepo.me
Back To Top